![]() |
Foto: ilustrasi (red) |
KARAWANG, ETIKANEWS.COM — Proses rekrutmen tenaga kerja di PT FCC Indonesia, perusahaan manufaktur yang berlokasi di kawasan industri KIIC Karawang, menuai kontroversi. Selain dugaan praktik rekrutmen diskriminatif, pernyataan salah satu oknum manajer HRD perusahaan tersebut yang menyebut “orang Karawang nggak pinter-pinter” memicu kemarahan publik.
Pernyataan yang dinilai merendahkan martabat masyarakat lokal itu pertama kali mencuat dari keluhan sejumlah pelamar kerja yang merasa diperlakukan tidak adil. Menurut mereka, proses rekrutmen PT FCC cenderung menyingkirkan pelamar asal Karawang tanpa alasan yang transparan.
Reaksi Keras Masyarakat
Ungkapan kontroversial HRD PT FCC itu menyebar luas di media sosial dan grup percakapan warga, memancing kecaman dari berbagai kalangan. Salah satu tokoh masyarakat Karawang, H. Agus Sanusi, menilai pernyataan tersebut tidak hanya melukai harga diri warga, tapi juga memperlihatkan arogansi sistemik.
“Pernyataan itu jelas menyinggung. Tapi yang lebih penting, ini momentum untuk mengevaluasi kualitas SDM kita dan sistem perekrutan yang tidak berpihak pada masyarakat lokal,” tegasnya saat ditemui Etikanews, Selasa (29/07/2025).
Ia mendorong agar pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan balai latihan kerja (BLK) segera berkolaborasi menciptakan ekosistem SDM lokal yang unggul dan mandiri.
“Kalau selama ini masyarakat lokal selalu kalah bersaing karena sistemnya tidak adil, maka ini waktunya dibenahi,” tambahnya.
Praktik Diskriminasi Rekrutmen?
Dari hasil penelusuran Etikanews, sejumlah pelamar asal Karawang mengaku tidak lolos seleksi tahap awal tanpa penjelasan jelas, sementara peserta dari luar Karawang justru diterima meski latar belakang pendidikan serupa.
“Saya lulusan D3 teknik, pengalaman dua tahun. Tapi begitu tahu saya domisili Karawang, langsung dibilang ‘sudah penuh’,” ujar Y, seorang pelamar kerja yang enggan disebut namanya.
Ia menambahkan bahwa perlakuan seperti itu tidak hanya terjadi di PT FCC, namun juga di beberapa perusahaan lain di kawasan industri KIIC dan Suryacipta.
Pemkab Diminta Bertindak Tegas
Sejumlah LSM dan tokoh masyarakat mendesak Pemerintah Kabupaten Karawang untuk tidak tinggal diam. Mereka meminta agar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) segera memanggil pihak manajemen PT FCC untuk klarifikasi dan evaluasi.
“Kami minta Disnaker mengaudit proses rekrutmen di PT FCC. Jangan sampai ini jadi preseden buruk bagi warga Karawang yang sudah lama termarjinalkan di tanahnya sendiri,” kata Rudi, aktivis dari Forum Pemuda Karawang Bangkit.
Pernyataan FCC Ditunggu
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT FCC Indonesia belum memberikan klarifikasi resmi terkait pernyataan kontroversial HRD mereka dan tudingan praktik rekrutmen yang diskriminatif. Upaya konfirmasi Etikanews kepada pihak manajemen belum membuahkan hasil.
Namun publik Karawang kini menanti langkah konkret dari pemerintah, serikat pekerja, dan kalangan legislatif dalam membela kepentingan SDM lokal di tengah gempuran investasi asing yang belum tentu berpihak pada rakyat.
Editor: Aep Apriyatna